Adapun karakteristik senyawa kovalen dan ionik adalah sebagai berikut :
* Karakteristik senyawa kovalen
1. Pengertian
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang
terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang lain dengan cara
pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua atom dapat menggunakan
lebih dari satu pasang elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau
tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga.
Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada
kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia
(kaidah duplet atau oktet). Ikatan kovalen terjadi akibat atom yang akan
berikatan tidak mampu melepaskan electron. Hal ini disebabkan ikatan kovalen
terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi dan perbedaan
keelektronegatifannya kecil.
2.
Sifat-Sifat Senyawa Kovalen
Sifat-sifat senyawa kovalen diantaranya sebagai berikut:
a.
Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misalnya H2,
O2, N2, Cl2, CO2), cair (misalnya H2O
dan HCl), ataupun berupa padatan.
b.
Larut dalam pelarut non polar dan beberapa diantaranya dapat
berinteraksi dengan pelarut polar.
c.
Larutannya dalam air ada yang menghantarkan arus listrik
(misal HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik
padatan, leburan, ataupun larutannya.
d.
Titik Didih
Titik didih senyawa kovalen relatif rendah, kebanyakan senyawa kovalen mendidih
dibawah 2000 C. Senyawa kovalen pada suhu kamar, ada yang berupa
padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, ada yang berupa cairan, ada
pula yang berupa gas. Titik didih berkaitan dengan gaya tarik-menarik antar
partikel (disebut juga kohesi), makin kuat kohesi, makin tinggi titik didih.
Air (titik didih 1000C) adalah suatu senyawa kovalen. Atom-atom
dalam molekul air terikat kuat secara kovalen, tetapi ikatan antar molekul
(kohesinya) tidak begitu kuat, sehingga air relatif mudah mendidih.
e. Kemudahan menguap (Volatilitas)
Zat yang mudah menguap, seperti alkohol,
cuka, parfum, minyak cengkeh, dan bensin, kita sebut volatil atau atsiri.
Zat-zat yang volatil adalah senyawa kovalen dengan titik didih rendah, sehingga
pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap. Dimana menguap berbeda halnya
dari mendidih, mendidih adalah perubahan cairan menjadi gas pada titik
didihnya, menguap adalah perubahan padatan atau cairan menjadi uap, tidak harus
pada titik didihnya.
f. Kelarutan
Kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam
air, mereka lebih mudah larut dalam pelarut organik misalnya dalam pelarut
trikloroetena.
g. Daya hantar listrik
Senyawa kovalen tidak menghantarkan listrik baik dalam bentuk
padat maupun lelehan. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantarkan jika
dilarutkan dalam air.
* Karakteristik senyawa ionik
1. Pengertian senyawa ionik
Senyawa
ionik adalah senyawa kimia yang terbentuk oleh muatan listrik yang dimiiki oleh
masing-masing ion atom penyusunnya.
2. Sifat-sifat senyawa ionik
Pada temperatur
kamar senyawa ionik
berwujud padat dan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a.
Senyawa ionik cenderung mempunyai
konduktivitas listrik sangat rendah dalam bentuk padatan, tetapi menghatar
listrik sangat baik pada keadaan leburannya.
Daya hantar listrik ini diasiosasikan dengan adanya ion-ion
positif dan negatif yang bergerak bebas karena pengaruh listrik. Dalam keadaan
padat, ion-ion ini diikat kuat dalam kisi, tidak mengalami migrasi atau
perpindahan, dan tidak ada bukti yang adanya ion-ion yang bersangkutan juga ada
dalam kristal padatannya, sehingga keberadaan ion-ion dalam padatan hanyalah
asumsi berdasarkan sifat- sifat yang
diinterprestasikan dengan gaya tarik- menarik elektrostatik.
b.
Senyawa ionik cenderung mempunyai
titik leleh tinggi.
Ikatan ionik biasanya sangat kuat dan terarah ke segala
arah. Ini bukan berarti bahwa ikatan ionik lebih kuat daripada ikatan kovalen,
melainkan karena sebaran arah ikatan ke
segala arah, dan inilah yang merupakan faktor penting dalam kaitannya dengan
titik leleh yang tinggi. Intan, yang mempunyai struktur ikatan kovalen dan
bersifat multi arah, juga mempunyai titik leleh sangat tinggi.
c.
Senyawa ionik biasanya sangat keras
tetapi rapuh.
Kekerasan senyawa ionik sesuai dengan argumen diatas,
sekalipun perlakuannya melalui pemisahan secara mekanik ketimbang pemisahan
secara termal terhadap gaya-gaya tarik-menarik antara ion. Kecenderungan
kerapuhan merupakan akibat sifat alami ikatan ionik. Jika cukup gaya untuk
mengeser sedikit ion-ion (misalnya dalam unit sel NaCl, panjang ikatan menjadi
memendek separuhnya), maka gaya yang semula tarik-menarik akan berubah menjadi
gaya tolak-menolak karena kontak antar anion dan antar kation menjadi lebih
signifikan. Akibatnya, kristal menjadi mudah terpecah-belah, dan hal inilah
yang banyak ditemui pada banyak mineral.
d.
Senyawa ionik biasanya larut dalam
pelarut polar dengan permitivitas (tetapan dielektrikum) tinggi.
Pelarut polar umumnya
mempunyai tetapan dielektrikum tinggi, diantaranya:
Pelarut
|
Harga Permitivitas (C2/m.J)
|
Harga Permitivitas Untuk Ruang
Hampa
|
Air
![]() |
7,25 x 10-10
|
82 ɛO
|
Asetonitril
![]() |
2,9 x 10-10
|
33 ɛO
|
Ammonia
![]() |
2,2 x 10-10
|
25 ɛO
|
Dari tabel diatas diperoleh permitivitas amonia 25 kali dari
permitivitas hampa, maka dapat dimengerti bahwa gaya tarik ion-ion terlarut
dalam amonia hanyalah sebesar 4% daripada gaya yang sama tanpa pelarut; semakin
tinggi permitivitas pelarut semakin besar pengaruhnya.
e.
Senyawa-senyawa ion dalam keadaan padat tidak tersusun dari
molekul-molekul tetapi tersusun dari ion-ion.
Ion-ion ini saling tarik menarik dengan gaya-gaya
elektrostatistis dan membentuk suatu kisi kristal, yang strukturnya ditentukan
oleh besar dan muatan ion yang bersangkutan.
f.
Isomorf
Senyawa-senyawa ion yang mempunyai
susunan yang mirip satu sama lain seperti NaCl dan KNO3 mempunyai
bentuk kristal yang sama yang disebur isomorf. Disamping itu terdapat pula
senyawa-senyawa yang mempunyai muatan ion yang berbeda tetapi mempunyai susunan
kristal yang sama, misalnya NaF,
MgO, CaCl2
dan K2S masing-masing mempunyai susunan kristal yang sama. Fakta
tersebut dapat dijelaskan dengan meninjau konfigurasi elektron ion-ion penyusun
kristal tersebut,
yaitu:
![]() |
||
Konfigurasi elektron
|
2.8
|
2.8
|
g.
Senyawa-senyawa ion berupa elektrolit.
Dalam pelarut polar seperti air, amoniak cair dan
sebagainya, senyawa-senyawa ion akan terpecah menjadi ion-ion dapat
menghantarkan aliran listrik.
h.
Pada reaksi
senyawa ionis, ion-ion tidak tergantung pada ion pasangannya.
Misalnya:
NaCl dan AgNO3 (dalam
larutan) dicampurkan, maka segera terbentuk endapan AgCl :
Ag+(aq) + Cl-(aq)
AgCl(s)


i.
Senyawa-senyawa ionik bersifat polar.
Senyawa-senyawa ion larut dalam air atau pelarut-pelarut
sejenis, dan tidak larut dalam benzena ataupun pelarut organik lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar