Jumat, 06 Mei 2016

KARAKERISTIK SENYAWA KOVALEN DAN SENYAWA IONIK



            Adapun karakteristik senyawa kovalen dan ionik adalah sebagai berikut :

* Karakteristik senyawa kovalen
 1.       Pengertian Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah duplet atau oktet). Ikatan kovalen terjadi akibat atom yang akan berikatan tidak mampu melepaskan electron. Hal ini disebabkan ikatan kovalen terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi dan perbedaan keelektronegatifannya kecil.
 2.    Sifat-Sifat Senyawa Kovalen
Sifat-sifat senyawa kovalen diantaranya sebagai berikut:
 a.       Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misalnya H2, O2, N2, Cl2, CO2), cair (misalnya H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
 b.      Larut dalam pelarut non polar dan beberapa diantaranya dapat berinteraksi dengan pelarut polar.
 c.       Larutannya dalam air ada yang menghantarkan arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, ataupun larutannya.
 d.      Titik Didih
Titik didih senyawa kovalen relatif  rendah, kebanyakan senyawa kovalen mendidih dibawah 2000 C. Senyawa kovalen pada suhu kamar, ada yang berupa padatan dengan titik leleh yang relatif rendah, ada yang berupa cairan, ada pula yang berupa gas. Titik didih berkaitan dengan gaya tarik-menarik antar partikel (disebut juga kohesi), makin kuat kohesi, makin tinggi titik didih. Air (titik didih 1000C) adalah suatu senyawa kovalen. Atom-atom dalam molekul air terikat kuat secara kovalen, tetapi ikatan antar molekul (kohesinya) tidak begitu kuat, sehingga air relatif mudah mendidih. 
  
e. Kemudahan menguap (Volatilitas)
Zat yang mudah menguap, seperti alkohol, cuka, parfum, minyak cengkeh, dan bensin, kita sebut volatil atau atsiri. Zat-zat yang volatil adalah senyawa kovalen dengan titik didih rendah, sehingga pada suhu kamar sudah cukup banyak yang menguap. Dimana menguap berbeda halnya dari mendidih, mendidih adalah perubahan cairan menjadi gas pada titik didihnya, menguap adalah perubahan padatan atau cairan menjadi uap, tidak harus pada titik didihnya.

 f.    Kelarutan
Kebanyakan senyawa kovalen tidak larut dalam air, mereka lebih mudah larut dalam pelarut organik misalnya dalam pelarut trikloroetena.
 g.    Daya hantar listrik
Senyawa kovalen tidak menghantarkan listrik baik dalam bentuk padat maupun lelehan. Beberapa senyawa kovalen dapat menghantarkan jika dilarutkan dalam air.
  
* Karakteristik senyawa ionik
1.    Pengertian senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa kimia yang terbentuk oleh muatan listrik yang dimiiki oleh masing-masing ion atom penyusunnya.
 2.    Sifat-sifat senyawa ionik
Pada temperatur kamar senyawa ionik berwujud padat dan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
 a.     Senyawa ionik cenderung mempunyai konduktivitas listrik sangat rendah dalam bentuk padatan, tetapi menghatar listrik sangat baik pada keadaan leburannya.
Daya hantar listrik ini diasiosasikan dengan adanya ion-ion positif dan negatif yang bergerak bebas karena pengaruh listrik. Dalam keadaan padat, ion-ion ini diikat kuat dalam kisi, tidak mengalami migrasi atau perpindahan, dan tidak ada bukti yang adanya ion-ion yang bersangkutan juga ada dalam kristal padatannya, sehingga keberadaan ion-ion dalam padatan hanyalah asumsi berdasarkan  sifat- sifat yang diinterprestasikan dengan gaya tarik- menarik elektrostatik.
 b.    Senyawa ionik cenderung mempunyai titik leleh tinggi.
Ikatan ionik biasanya sangat kuat dan terarah ke segala arah. Ini bukan berarti bahwa ikatan ionik lebih kuat daripada ikatan kovalen, melainkan karena sebaran arah ikatan ke segala arah, dan inilah yang merupakan faktor penting dalam kaitannya dengan titik leleh yang tinggi. Intan, yang mempunyai struktur ikatan kovalen dan bersifat multi arah, juga mempunyai titik leleh sangat tinggi.
 c.     Senyawa ionik biasanya sangat keras tetapi rapuh.
Kekerasan senyawa ionik sesuai dengan argumen diatas, sekalipun perlakuannya melalui pemisahan secara mekanik ketimbang pemisahan secara termal terhadap gaya-gaya tarik-menarik antara ion. Kecenderungan kerapuhan merupakan akibat sifat alami ikatan ionik. Jika cukup gaya untuk mengeser sedikit ion-ion (misalnya dalam unit sel NaCl, panjang ikatan menjadi memendek separuhnya), maka gaya yang semula tarik-menarik akan berubah menjadi gaya tolak-menolak karena kontak antar anion dan antar kation menjadi lebih signifikan. Akibatnya, kristal menjadi mudah terpecah-belah, dan hal inilah yang banyak ditemui pada banyak mineral.

 d.    Senyawa ionik biasanya larut dalam pelarut polar dengan permitivitas (tetapan dielektrikum) tinggi.

 Pelarut polar umumnya mempunyai tetapan dielektrikum tinggi, diantaranya:
Pelarut
Harga Permitivitas (C2/m.J)
Harga Permitivitas Untuk Ruang Hampa
Air
7,25 x 10-10
82 ɛO
Asetonitril
2,9 x 10-10
33 ɛO
Ammonia
2,2 x 10-10
25 ɛO

Dari tabel diatas diperoleh permitivitas amonia 25 kali dari permitivitas hampa, maka dapat dimengerti bahwa gaya tarik ion-ion terlarut dalam amonia hanyalah sebesar 4% daripada gaya yang sama tanpa pelarut; semakin tinggi permitivitas pelarut semakin besar pengaruhnya.

 e.     Senyawa-senyawa ion dalam keadaan padat tidak tersusun dari molekul-molekul tetapi tersusun dari ion-ion.
Ion-ion ini saling tarik menarik dengan gaya-gaya elektrostatistis dan membentuk suatu kisi kristal, yang strukturnya ditentukan oleh besar dan muatan ion yang bersangkutan.
 f.     Isomorf
Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan yang mirip satu sama lain seperti NaCl dan KNO3 mempunyai bentuk kristal yang sama yang disebur isomorf. Disamping itu terdapat pula senyawa-senyawa yang mempunyai muatan ion yang berbeda tetapi mempunyai susunan kristal yang sama, misalnya NaF, MgO, CaCl2 dan K2S masing-masing mempunyai susunan kristal yang sama. Fakta tersebut dapat dijelaskan dengan meninjau konfigurasi elektron ion-ion penyusun kristal tersebut, yaitu:
        Na      Na+  +   F-
Konfigurasi elektron
2.8
2.8
                 
 g.    Senyawa-senyawa ion berupa elektrolit.
Dalam pelarut polar seperti air, amoniak cair dan sebagainya, senyawa-senyawa ion akan terpecah menjadi ion-ion dapat menghantarkan aliran listrik.
 h.    Pada reaksi senyawa ionis, ion-ion tidak tergantung pada ion pasangannya.
Misalnya:  
NaCl dan AgNO3 (dalam larutan) dicampurkan, maka segera terbentuk endapan AgCl : Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s)
 i.      Senyawa-senyawa ionik bersifat polar.
Senyawa-senyawa ion larut dalam air atau pelarut-pelarut sejenis, dan tidak larut dalam benzena ataupun pelarut organik lainnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar